Artikel opini A. Prasetyantoko di Kompas

Pada 1961 saat Park Chung-hee dilantik menjadi Presiden Korea Selatan, dirinya, dengan latar belakang militer, menerapkan kepemimpinan secara otoriter dengan strategi pembangunan yang dikendalikan negara. Setahun setelah menjabat, ekonomi Korea Selatan tumbuh 7,1%.

Park menyatakan, kemiskinan, korupsi, dan komunisme musuh bersama yang menyatukan Korea melalui penerapan kapitalisme yang dipelopori negara (guided capitalism).

Menjelang dimulainya kepemimpinan baru di bawah Prabowo Subianto, yang memiliki latar belakang militer dan visi pertumbuhan tinggi, hal ini memicu antusias yang tinggi dari sebagian pihak. Sebagian lainnya khawatir akan hadirnya negara otoriter yang hanya menguntungkan segelintir kelompok.

Kunci keberhasilan strategi industri Korsel di bawah Park Chung-hee adalah perencanaan matang dan disiplin tinggi dalam implementasi.

Salah satu indikator penting dalam kesuksesan pembangunan kelembagaan, efisiensi ekonomi, serta strategi industrialisasi yang komprehensif adalah soal pemberantasan korupsi. Jika gaya otoriter didampingi dengan korupsi, alih-alih menjadi negara maju, Indonesia akan menjadi negara gagal.